TARBIYATUL AULAD
Tanya:
Bagaimanakah cara mengatasi anak yang selalu manja? Apabila minta sesuatu harus selalu dipenuhi, mintanya sambil membentak-bentak. Itu semua dikarenakan anak tersebut selalu dimanja sama neneknya. Minta sesuatu selalu dipenuhi, dan imbasnya mengenai kepada abi dan umminya. Jazakumullahu khoiron katsiro.
Bagaimanakah cara mengatasi anak yang selalu manja? Apabila minta sesuatu harus selalu dipenuhi, mintanya sambil membentak-bentak. Itu semua dikarenakan anak tersebut selalu dimanja sama neneknya. Minta sesuatu selalu dipenuhi, dan imbasnya mengenai kepada abi dan umminya. Jazakumullahu khoiron katsiro.
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah
Oleh Al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah
Wa antum fajazakumullahu khoiron. Neneknya jadi kambing hitam.
Kenapa neneknya yang disalahkan?
Bukankah tanggung jawab pendidikan anak ada pada orang tua?
Bukankah tanggung jawab pendidikan anak ada pada orang tua?
قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Kan begitu?
Kenapa harus nenek yang disalahkan?
Kenapa harus nenek yang disalahkan?
Maka dari itu, kita sebagai orang tua, bicara dengan nenek. Dengan ibu kita atau mertua kita.
“Saya ingin mendidik anak seperti ini. Kalau saya mengatakan tidak boleh, tolong nenek juga mengatakan tidak boleh”
Jangan ada dua kepemimpinan di dalam
rumah ini. Saya jadi pemimpin, nenek jadi pemimpin. Kan begitu? Jangan
ada dua yang mengatur di rumah ini.
Saya membolehkan, nenek tidak membolehkan.
Saya tidak membolehkan, neneknya membolehkan.
Saya tidak memberi, nenek memberi.
Saya tidak membolehkan, neneknya membolehkan.
Saya tidak memberi, nenek memberi.
Kalau seperti ini, anak akan
memanfaatkan sesuatu yang memang diinginkan oleh dirinya. Dia tidak akan
menghadap kepada orang tuanya, karena dia yakin orang tuanya tidak akan
mengabulkan permintaannya, maka dia lari ke nenek. Oleh karena itu,
sampaikan kepada nenek:
“Nek, tolong bantu saya nek. Saya ingin
mendidik anak saya secara baik dan benar sesuai tuntunan syariat, bantu
kami nek! Nek, bantu kami! Kalau kami mengatakan, anak minta jajan es,
terus kami tidak, nenek juga katakan tidak. Kalau kami mengatakan anak
ini ingin main hp, kemudian nenek melihat, dilarang!”
Sehingga kita mendidik anak ini satu
arah, satu tujuan. Harus dikomunikasikan demikian, harus disampaikan
kepada nenek kita seperti ini. Tentunya dengan bahasa yang baik, bahasa
yang santun. Jangan nenek dibentak-bentak, kan begitu? Jangan
dibentak-bentak, sampaikan dengan cara yang baik, santun.
Mohon pertolongannya, mohon bantuannya, mohon doanya juga nek, agar cucu nenek ini menjadi orang yang shaleh, yang shalehah.
Kan nenek senang kalau cucunya baik,
tidak manja. Sudah manja, mandi jarang karena dimanja itu tadi. Maka
kerja sama yang baik dengan nenek dari anak kita tersebut, untuk
mengarahkan anak kita tersebut.
Sehingga apa?
Sehingga kompak dalam mendidik, satu suara. Tidak, (maka, -red) tidak.
Iya, (maka, -red) iya. Anak biasanya akan bingung, kalau kita menanamkan
sebuah nilai, sebuah prinsip, sebuah pemahaman kepada anak, kita
mengatakan tidak, istri kita mengatakan iya, anak bingung.
“Ini yang mana sih yang bener? Abah mengatakan tidak boleh, ummi boleh-boleh saja”
Bingung anak. Jangan dibuat bingung anak
itu. Harus satu persepsi, harus satu arah, satu tujuan, sehingga anak
tidak kemudian dibingungkan. Ini penting didalam mendidik anak-anak.
Download Audio disini
TIS | طلب العلم الشرعي
http://www.thalabilmusyari.web.id/2015/10/mengatasi-anak-yang-selalu-manja-karena.html
No comments:
Post a Comment